Mencintai....
Entah kenapa telingaku sedikit sakit mendengarnya. Mungkin karena keadaan yang merubahnya menjadi seperti ini. Keadilan lagi-lagi tak berpihak padaku. Kadang aku berpikir kalau kekecewaan,kehancuran bahkan kepedihan adalah hal yang sama. Ketiganya begitu kuat beriringan dan saling melengkapi. Aku sadar betul kalau cinta tak harus memiliki. Tapi egoiskah jika aku memiliki setitik harapan untuk dapat memilikinya? Aku rasa egoisku adalah hal yang wajar selama aku tak begitu memaksakan takdir, yah, takdir untuk dapat memilikinya. Aku sadar, cinta itu hanya untuk dirasakan, tidak selalu untuk diluapkan. Aku hanya mencintainya dalam diam, dan sepertinya inilah cara yang terbaik. Tujuanku memang tak lain hanya untuk melindungi hatiku saja. Sepertinya tak begitu penting bagiku untuk mengetahui perasaannya padaku. Bukan apa-apa, aku hanya sekedar penggemar gelapnya saja yang sedikit egois karena tak siap mendengar kalimat balasan yang ujung-ujungnya melukai hati lagi. Aku hanya tak ingin menambah kepedihan lain dalam hidupku.
Perasaan dapat berubah kapan saja. Seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit aku mulai mengikis rasa itu dalam hatiku. Entah akan berhasil atau tidak, aku hanya mencoba berusaha. Akupun tak tahu kapan kita akan dipertemukan kembali. Mungkinkah kita akan bertemu pada saat kita telah menemukan cinta terakhir kita, itu adalah hal yang mungkin saja terwujud. Karena takdir bukanlah kita yang menentukan.
Yeni Mutiara Septiani
Jumat, 27 November 2015
Rabu, 21 Oktober 2015
BANGKITLAH DARI MASALAHMU !!!
Penyesalan jangan pernah dijadikan suatu pertemanan dalam hidup. Didalam hidup, kita selalu dihadapkan pada masalah. Hanya terkadang kita tak mau menerima dan menghadapi masalah tersebut. Kita selalu berusaha menghindar dan menjauh. Padahal masalah itu seharusnya dihadapi bukan untuk dihindari. Tak jauh dari masalah, kita terkadang kita selalu dihadapkan pada suatu penyesalan yang pernah kita perbuat. Penyesalan itu seakan-akan membuat kita kelam dan merasa jauh dari dunia kita semula. Dan yang sering terjadi adalah kita lebih ingin diam dan sendiri. Mungkin dengan seperti itulah merupakan jalan yang terbaik. Padahal tidak. Kita harus bangkit dari keterpurukan itu. Kita timbun dalam-dalam masalah yang telah terjadi. Ubahlah penyesalan itu dengan sebuah kebangkitan. Bangkit untuk kembali pada dunia yang tlah lama kita tinggalkan. Mulailah buka pikiran kita untuk dapat menata hidup yang lebih baik lagi. Jadikanlah suatu permasalahan dalam hidup sebagai motivasi dan inspirasi untuk kita mendapatkan sebuah warna baru dalam hidup. Menurutku, untuk menimbun semua masalah itu adalah tuntutan. Walau terkadang sulit karena terhadang oleh penyesalan, mau tak mau maka kita harus mau. Karena jika kita mampu melakukannya, kita adalah golongan orang-orang yang sangat luar biasa. Karena jarang sekali orang yang berhasil keluar dari dunia permasalahannya yang seakan terus membelitnya setiap waktu. Maka dari itu, mulailah menjadi orang yang tangguh. Mulailah jadi pahlawan sebagai penyelamat diri kita. Selamatkan duniamu yang dulu sempat tenggelam. Dan mulailah bisa mengenal orang-orang baru di sekitar kita yang akan membawa kita pada dunia yang indah tanpa harus melupakan dunia indah di masa lalu
Sabtu, 17 Oktober 2015
Mengukir Kepedulian Sesama Sahabat
Sesungguhnya
kasih sayang itu tak hanya terlahir dari kebaikan saja,melainkan lebih mengarah
kepada kepedulian. Begitulah apa yang menjadi dasar utama dari berdirinya suatu
persahabatan sejati. Tak sedikit pengertian yang harus kita pahami tentang
persahabatan. Karena sesungguhnya persahabatan sejati itu akan terbangun kokoh
apabila berkumpulnya orang-orang yang lebih paham akan kepedulian sesama.
Hal
sepahit apapun yang teralami oleh salah satunya akan terasa manis jika terselesaikan
secara bersama-sama dan akan terkesan lebih indah untuk dikenang. Sahabat
sejati akan lebih berarti jika tercipta suatu keyakinan bahwa status sosial
diantaranya tak akan menjadi beban, kekecewaan tak akan menjadi
penghalang,bahkan perbedaanpun tak akan menjadi prinsip penyesalan.
Jika
suatu saat nanti masa perpisahan itu tlah tiba,tak akan menjadikan dasar
kekecewaan didalam benak mereka. Tak menjadikan alasan untuk berpisahnya
kepedulian pula. Akan terasa pahit dan begitu menikam apabila masa-masa yang
dulu pernah terukir indah dan lama bersemayam di hati ,terhapuskan begitu saja.
Kepedulianya yang selama ini telah tumbuh tak akan berartikan apa-apa. Tak lain
dari selembar kertas yang bertuliskan
sesuatu hal yang paling berarti, tetapi terhembuskan begitu saja oleh
angin yang melintas,maka tak ada artinya lagi jika kertas itu terus kita kejar
tapi pada akhirnya pergi pula. Sikap itulah yang sama sekali tidak tertanam di
suatu persahabatan yang sejati sesungguhnya. Jadi, pada prinsipnya persahabatan
sejati itu bukanya saling mengenal waktu kapan perpisahan itu akan mereka temui
tetapi saling memahami untuk terus mengerti jika waktu perpisahan itu akan
indah mereka hadapi nanti
Langganan:
Postingan (Atom)